We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bab 293
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Ruang Untukmu 

Bab 293

“Aku tidak mendorongnya. Dia jatuh sendiri.”

Ini adalah sesuatu yang Tasya tidak akan pernah akui.

“Baiklah. Ayah memercayaimu. Untungnya, tidak ada nyawa yang hilang. Jangan membuat masalah seperti ini

lagi.”

Wanita itu juga tahu kalau dia sudah membuat ayahnya khawatir, jadi dia menjawab dengan lemah lembut, “Terima

kasih, Ayah.”

Si wanita memperingatkan dirinya sendiri untuk berhati-hati dengan Helen ke depannya karena Helen ternyata

lebih menakutkan dan lebih kejam dari yang pernah dia bayangkan. Helen lebih suka melihatnya tenggelam

daripada menyelamatkannya kalau bukan karena Helen tidak mengetahui kalau dirinya bisa berenang tadi malam.

Namun, faktanya sudah merusak reputasi baik Tasya tadi malam. Tidak hanya seluruh keluarga Prapanca tahu

kalau dia sudah mendorong seseorang ke dalam air, dia juga menolak meminta maaf, dan dia bahkan memukuli

seseorang. Elsa juga memilih waktu yang tepat untuk mengungkapkan apa yang dilakukan Tasya pada 5 tahun lalu.

Setelah semua yang terjadi, kerabat dan teman-teman Keluarga Prapanca mungkin mengira dirinya seorang

wanita jahat.

Bukan masalah kalau dia tidak menikahi Keluarga Prapanca. Lagi pula, dia tidak akan bergaul dengan orang-orang

itu. Namun, tetap saja, dia sekarang merasa khawatir.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Wanita itu sedang melamun saat suara laki-laki yang rendah memainggilnya dari belakang, “Kenapa kamu berlari-

lari seperti itu?”

Setelah mendenganya, Tasya berbalik melihat orang itu yang ternate hanya Elan yang berjalan mendekatinya. Saat

ini, si pria terlihat seperti seorang dewa tatkala sinar matahari pagi menyinarinya. Pria itu terlihat sangat tampan,

selain berbadan tinggi dan menakutkan. Elan yang merupakan seorang pria yang tampan itu fakta yang harus

Tasya akui walaupun dia enggan mengakuinya.

Merasa takut kalau jantungnya berdetak tidak teraturan karena menatap Elan, si wanita buru buru menurunkan

pandangannya, “Aku tidak berlarian. Aku mau kembali.”

“Aku akan mengantarmu pulang. Jodi akan kembali nanti,” kata Elan memberitahunya.

Tidak mau mengambil waktu Elan, Tasya langsung menolak tawarannya.

“Kamu bisa meminta orang lain mengirimku pulang kalau kamu sibuk!”

“Tidak ada yang lebih penting darimu.”

Setelah si pria selesai berbicara, dia mengulurkan tangannya untuk memeluk Tasya.

“Sarapan terlebih dahulu sebelum kamu pergi. Jangan sampai kelaparan.”

“Aku tidak lapar,” kata si wanita dengan blak-blakan, dia tidak bernafsu makan.

Namun, pria itu terbiasa memaksa.

“Kamu masih harus makan,” kata si pria menuntut, tidak membiarkan Tasya berdebat sama sekali.

Setelah Tasya menyerah dan sarapan, wanita itu mendapat telepon dari llana lagi. Wanita yang lebih tua itu

khawatir tentang kondisinya Agar wanita tua itu tidak khawatir. Tasya terus mengatakan kalau dia baik-baik saja.

Dia segrraincnutup teleponnya setelah itu. Setelah Tasya diantar pulang oleh Elan, dia pergi menjemput Jodi kecil

pada sore harinya,

Lalu, wanita itu mmenerima telepon dari Elan setclahnya. Pria itu menelepon untuk memberi tahu Tasya kalau dia

tidak akan makan malam di rumah dan mengatakan kalau si pelayan akan menyiapkan makan malam untuk

mereka. Wanita itu senang karena Jodi tidak tahu apa yang

terjadi tadi malam. Dia takut dirinya akan menakuti putranya.

Begitu tiba waktunya untuk tidur, dia tanpa sadar tertidur ketika dia menemani putranya. Wanita itu tertidur

dengan sangat nyenyak sampai-samapi dia tertidur bahkan saat Elan datang untuk memeriksa Jodi. Pria itu tidak

mengganggu tidur nyenyak mereka dan hanya kembali ke kamarnya.

Sore harinya, Tasya mengirimkan draf gambar yang sudah jadi kepada Felly. Itu kalung yang dia rancang untuk Elan

yang sudah siap diproduksi. Sementara itu, Elan sedang berada di kantor presdir Grup Prapanca saat wajahnya

mengerut dengan cemas setelah dia membaca pemberitahuan di layar.

“Bagaimana dia bisa masuk secepat ini?” tanya Elan.

Roy mau tidak mau hanya bisa berjalan ke depan untuk melihatnya. Pria itu lalu tertawa terbahak-bahak, “Pak Elan

sendiri yang pergi dan menujukkan muka Anda, Pak. Bagaimana bisa tidak cepat?”

Elan meletakkan tangannya di sandaran tangan kursinya tatkala dia bersandar di kurisnya.

U

“Kupikir kita bisa menundanya setidaknya selama beberapa bulan! Kita mungkin tidak bisa mengabaikan berita

semacam ini, bukan?”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Itu tidak akan mudah. Bagaimanapun, itu hal yang baik yang mencerahkan kebaikan dan kejahatan,” jawab Roy

yang merasa malu.

erasa

Itu mungkin tidak membawa hasil yang mereka cari kalau Roy yang menanganinya. Mendengar itu, Elan hanya bisa

merasa kesal, “Kuharap dia tidak melihat ini.”

“Pak Elan, Kamu benar-benar bisa meminta Nona Tasya tinggal bersamamu. Aku yakin dia akan menyetujuinya.”

Tidak merasa percaya diri sama sekali, Elan menggeleng dan berkata, “Belum tentu. Dia tidak mudah dibujuk

seperti kelihatannya.”

Di sisi lain, Tasya berada di taman vila Elan sambil menggesek layar ponselnya sambil membaca berita. Sebuah

nama yang akrab di salah satu berita utama tiba-tiba menarik perhatiannya, menghentikannya.

‘Penumpasan terhadap Insiden Sosial yang Berbahaya Sudah Berakhir. Lukman Hadi — Pelaku Utama yang

Mengakibatkan Hilangnya 2 Nyawa – Sudah Tertangkap dan Dipenjara. Semua Pelaku yang Terlibat Sudah Ditangani

oleh Hukum!

Melihat itu, Tasya langsung melompat kegirangan sambil bergumam pada dirinya sendiri, “Jadi, preman ini sudah

ditangkap ya?”

 

Previous Chapter

Next Chapter