We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 915
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Menantu Dewa Obat Chapter 915

Sekelompok orang itu segera bergegas dan mengepung Alina.

Alina tampak bingung, “Kalian… kalian mau apa?”

“Bukan aku yang membeli motor inil”

Dengan suara lantang Vivi berkata, “Tante kedua, jelas–jelas kau yang membayarnya, bagaimana kau bisa

bilang bukan kau yang beli motornya?”

“Hmm, kalian orang–orang kaya ini benar–benar tak tahu malu!”

“Dengan harta miliaran tetapi tetap saja ingin menghindar dari tanggung jawabmu pada saat terjadi sesuatu!”

“Apa kau tidak bisa memikirkan tentang perasaan orang lain? Apa kau tidak punya simpati untuk putri seseorang

yang sudah meninggal?”

Begitu ucapannya ini dilontarkan, mata sekelompok orang itu langsung berbinar – binar.

Mereka tidak peduli siapa pemilik motornya ataupun siapa yang mengendarainya. Yang paling penting adalah aset

Alina yang berjumlah miliaran itu!

Bukankah mereka ribut – ribut seperti itu hanya untuk meminta ganti rugi!

Pada saat ini, mereka harus mencari orang paling kaya untuk membayar ganti ruginya!

Jadi kelompok itu segera mengerubungi Alina lagi dan menuntutnya untuk membayar ganti ruginya.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Dengan ekspresi serius Alina memberitahu semua orang bahwa hal ini tidak ada hubungannya dengan dia tetapi

tidak ada yang memperhatikannya.

Semua orang langsung menahan dan menghalanginya disini karena apapun yang terjadi mereka harus meminta

dia membayar kompensasinya.

Alina sangat marah sekali sehingga dia tak punya pilihan lain selain menelepon Hiro dan memintanya untuk

membantu menangani masalah ini.

Lima belas menit kemudian, Hiro tiba di lokasi bersama dengan Hana.

Begitu mendengar detail masalahnya, Hana adalah orang pertama yang langsung marah.

“Vivi, dasar brengsek kau, kau benar–benar tidak tahu malu!”

“Kau sudali menipu uang 10 juta dari mamaku lalu pergi membeli motor secara diam

– diam.”

“Dan sekarang begitu terjadi sesuatu malah menjadi tanggung jawab mamaku lagi!”

“Aku benar benar belum pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu seperti dia dalam seumur hidupku. Apa

kau masih ada batasnya?”

Vivi menolakkan tangannya di pinggul dan berkata dengan marah, “Hana, kau jangan banyak ngomong!”

“Aku hanya mau tanya, uang yang dipakai Jayden untuk membeli motor apakah pemberian mama–mu?”

“Jayden saja belum ada SIM tetapi mama–mu malah memberinya uang untuk membeli motor. Apa menurutmu

mama–mu tidak perlu bertanggung jawab?”

Hana berkata dengan marah, “Mamaku meminjamkan uang kepadamu tetapi siapa yang bisa tahu kau gunakan

untuk apa uangnya?”

“Selain itu, kau yang tidak punya SIM masih bisa membeli motor maka itu adalah urusanmu dengan toko sepeda

motorny. Apa hubungannya dengan mamaku?”

“Motor ini juga bukan atas nama mamaku!”

“Kau ingin memeras kita?”

“Aku kasih tahu yah, mimpi saja sana!”

Hiro juga tampak kesal, dia menunjuk ke keluarga gadis itu lalu mengutuk: “Aku peringati kalian yah, masalah ini

tidak ada hubungannya dengan keluargaku!”

“Kalian cari saja siapa yang seharusnya kalian cari, jangan banyak bacot dengan aku!”

“Kalau masih berani merusuh lagi disini, kalian boleh coba, aku pasti akan mencari orang untuk menghabisi

kalian!”

Begitu ucapan ini dilontarkan, anggota keluarga gadis itu semakin kesal.

Pria yang memimpin itu segera berseru, “Kalian sudah membuat adikku meninggal. Sekarang kalian tidak hanya

tidak mau membayar kompensasi tetapi juga ingin membunuh kami?”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Oke, oke, ayo sini, bunuh saja aku!”

“Aku tak percaya kau berani, memangnya sudah tak ada peraturan lagi di dunia ini!”

“Ayo sini, bunuh aku kalau kau berani…”

Yang lainnya juga langsung ikut meraung. Beberapa wanita itu langsung menyerbu maju untuk memukuli

Hiro.

Hiro yang dicengkeram dan dipukuli oleh mereka menjadi agak kesal. Lalu dia menampar mereka dengan keras

dan berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeraman mereka.

Akibatnya, salah seorang wanita tua secara tidak sengaja jatuh ke lantai.

Wanita tua itu langsung berbaring di lantai dan meratap, “Aduhh, aku sudah mau mati saja rasanya…”

“Tulang aku patah dan penyakit jantungku kumat. Aku tidak bisa hidup lagi….”

“Panggil polisi, cepat panggil polisi. Dia memukuli seorang wanita tua…”

Yang lainnya juga mulai ikut berteriak, “Kau manusia apa bukan sih? Orang tua yang sudah berumur 30 tahun

lebih pun kau pukuli?“.

“Di rumah sakit ini ada video pemantauan CCTV, semua hal tadi pasti sudah terekam. Kalau saja sampai terjadi

sesuatu dengan nenek, aku pasti akan membuat perhitungan dengan mereka!”

“Panggil polisi, cepat panggil polisi. Apa kau ingin membunuh orang tua itu? Bia raku kasih tahu yah, jangan harap

ada yang bisa kabur dari sini hari ini!”