We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 704
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 704 

Penyelesaian vang Reva katakan itu bukanlah pergi mencari Axcl, Alina dan yang lainnya. 

Mereka semua adalah keluarga Nara. Reva tidak bisa melakukan apapun terhadap mereka. 

Namun, kalau keluarga Rodriguez itu tidak sama. 

Masalah ini dimulai dari keluarga Rodriguez. Asalkan keluarga Rodriguez bisa ditangani maka masalah ini juga akan

selesai.

Tetapi sebelum Reva sempat pergi untuk mencari keluarga Rodriguez, Devon sudah datang untuk mencarinya

terlebih dahulu. 

Begitu Reva sampai di rumah sakit, dia melihat ada beberapa orang yang duduk di dalam kantornya. Dan orang

yang memimpin mereka adalah Devon. 

Dia tampak sombong dan angkuh. 

Melihat Reva inasuk lalu dia mendengus dengan dingin, “Ngapain? Datang kesini untuk bekerja?” 

“Aku kira kau sudah kabur karena telah berbuat jahat!” 

“Masih ingat aku?” 

Ekspresi Reva tampak dingin, “Kau mau apa?” 

Devon tertawa: “Mau apa?” 

“Dia tanya aku mau apa?” 

“Saudaraku, situasinya sudah seperti ini, dia masih tidak tahu aku mau apa!” 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Orang–orang yang ada di sekitarnya juga ikut tertawa.

Tiba–tiba Devon bangkit berdiri kemudian langsung membanting komputer di atas meja ke lantai. Sambil menunjuk

Reva dia memaki: “Persetan!” 

“Sejak kecil sampai sebesar ini, tak ada seorangpun yang berani menyentuh seujung rambutku!” 

“Memangnya kau kira siapa dirimu, berani – beraninya menyentuhku?” 

“Kalau hari ini aku tidak bisa menghabisimu, bagaimana caranya aku masih bisa nongkrong di kota Carson ini di

kemudian haril” 

Orang–orang di sekitarnya juga berteriak dengan kencang. “Brengsek, saudara kami pun berani kau sentuh! Kau

benar–benar sudah bosan hidup!” 

“Apa kau tidak pernah mendengar kekuatan gank kami?! Apa saudari – saudara satu gank kami ini boleh kau

sentuh dengan sembarangan?” 

“Biar kubertahu yah, siapapun orangnya yang ada di antara kami, aset keluarga dari setiap 

mereka sudah bisa membeli beberapa unit perusahaan farmasi Shu–mu!” 

“Bahkan pewaris dari salah satu keluarga yang ada di dalam sepuluh keluarga terpandang itu juga masih

merupakan anggota di dalam gank kami!” 

“Kau kira kau siapa, berani–beraninya mencari gara–gara dengan kami!” 

“Apa kau ingin menantang semua konglomerat di kota Carson ini sendirian?” 

Para pemuda dari keluarga konglomerat ini begitu sombong dan mendominasi. Mereka terus mengutuk dan

memaki Reva sambil menunjuk–nunjuk kepadanya dengan arogan. 

Reva tampak tenang. Setelah mereka semua selesai berbicara lalu dengan perlahan dia berkata, “Apa kalian

semua sudah selesai omong kosongnya?”

“Kalau sudah selesai, ayo lakukanlah!” 

“Kalian datang kesini bukan untuk berdebat denganku, kan?” 

Para anak muda dari keluarga konglomerat itu tertegun semua. 

Mereka mengira bahwa Reva akan gemetaran karena ketakutan saat mereka mengungkapkan identitas mereka

dan akhirnya Reva akan berlutut di lantai serta bersujud kepada mereka untuk meminta pengampunan. 

Setelah itu, mereka bisa memperlakukan Reva dengan semena–mena, menghajarnya dengan keras kemudian

menyuruh menyingkir dan meninggalkan Nara. 

Tetapi di luar dugaan Reva bukan tidak hanya tidak panik tetapi malahan dia berkata dengan santai dan menyuruh

mereka untuk bertindak? 

Apa dia sudah gila? 

Para pemuda dari keluarga konglomerat itu memelototi Reva: “Dasar bajingan sialan, kalau kau Inau cari mati

jangan salahkan aku!” 

*Habisi dia!” 

Pria itu memaki dan langsung menendang Reva. 

Reva tidak segan–segan lagi terhadap mereka. Dia menggenggam lengannya dengan gerakan menular dan

meninju sikunya. 

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Kemudian terdengar suara klik lalu lengan pemuda ini langsung patah. Dia berteriak dengan kesakitan di atas

lantai. 

Reva masih tidak berhenti. Dia menendang wajahnya lagi. 

Dengan cepat pemuda dari keluarga konglomerat itu mengalami pendarahan dari hidung dan mulutnya Hidungtiya

patah. Dia Ierisak – isuk tanpa bisa mengeluarkan suaranya 

Saat yang lainnya melihat hal ini, mereka semua marah. 

“Berani – beraninya kau inclawan kami!” 

“Bunuh dia!” 

“Kampret, bunuh dia! Habisi dial” 

Semua orang menaki. Bahkan ada beberapa orang yang tingcluarkan pisau lipat dari saku mereka dan menyerbu

Reva dengan agresif. 

Tatapan Reva tampak dingin dia maju selangkah dan seolah–olah bersandar sedikit sehingga ncngchai dada orang

yang ada di depannya. 

Orang itu langsung mental keluar dan menabrak orang lainnya. Kedua orang itu menabrak dinding bersamaan

kemudian terkulai. 

Kali ini mereka berdua mengalami patah tulang di beberapa tempat di sekujur tubuh mereka. Mereka berdua tidak

bisa bangun lagi dan hanya bisa terkulai di atas lantai. 

Ini juga karena Reva sudah menghajar mereka dengan agak ringan. Kalau tidak satu pukulannya ini saja sudah

mampu untuk membunuh mereka berdua!